time :

Get your own Digital Clock

Kamis, 19 November 2009

Teknologi Informasi untuk menyelesaikan masalah atau menyesatkan masalah.

Pada saat ini sedang berlangsung masalah yang sangat rumit yang dihadapi bangsa ini. Baru – baru ini terjadi masalah yang melibatkan beberapa instansi penegak hukum di Indonesia. Yang diantaranya terlibatnya mantan ketua KPK Antasari Azhar yang baru – baru ini kasusnya diangkat kembali. Karena pengakuan dari salah satu mantan petinggi POLRI yaitu Wiliardi W. Dalam sidang yang berlangsung belum lama ini, beliau bersaksi bahwa dirinya didesak oleh beberapa petinggi dari POLRI yang salah satunya adalah KAPOLRI Jend.Bambang Hendarso. Dalam pengakuannya dirinya didesak agar mengkambinghitamkan ketua KPK yang saat itu dipimpin oleh Antasari Azhar agar disalahkan dari kasus yang sedang berkembang pada saat itu dan dia juga mengatakan bahwa terdapat bukti yang kuat kenapa dirinya mengungkapkan hal itu,ia mengatakan bahwa KAPOLRI mengeluarkan BAP yang isinya menyebutkan kurang lebih untuk mengkambinghitamkan antasari dalam kasus Nasudin Zulkarnaen. Di skenario itu antasari dijebak agar disalahkan dalam kasus Nasrudin Zulkarnaen. Yang dibunuh pada saat almarhum sedang dalam perjalanan pulang dari tempat beliau bermain golf. Ia dibunuh oleh dua orang yang terungkap akhir – akhir ini diketahui bahwa mereka adalah mantan anggota polisi. Ini semakin membuktikan persepsi dari masyarakat bahwa ada yang salah dari instansi penegak hukum yang sudah lama berdiri ini. Pada sidang yang dihadiri juga oleh antasari itu wiliardi mengatakan statmen yang membuat antasari sendiri terkejut dan menangis. Setelah persidangan yang berlangsung lama tersebut kapolri beserta seluruh staff nya mengadakan konfrensi pers di marks besar mereka, mereka mengatakan bahwa apa yang dikatakan Wiliardi itu tidak benar dan hanya omongan kosong belaka. Mereka pun berdalih bahwa mereka mempunyai bukti – bukti untuk memperkuat statmen mereka tersebut.
Selang beberapa jam mereka mengadakan konfrensi pers kembali yang menampilkan beberapa bukti bahwa mereka tidak mendesak Wiliardi apalagi menyuruh agar Wiliardi menjebak Antasari. Mereka memperdengarkan rekaman suara yang membuktikan bahwa mereka tidak menjebak Antasari . Tetapi dalam rekaman itu terdapat sesuatu yang janggal, yaitu rekaman yang diperdengarkan dalam konfrensi pers tersebut adalah potongan – potongan dari rekaman yang asli. Jika mereka benar kenapa harus memperdengarkan potongan –potongan rekaman kenapa tidak rekaman aslinya yang diperdengarkan. Selang beberapa waktu Tim 8 pun bergerak untuk mengumpulkan beberapa bukti – bukti yang menguatkan kesimpulan mereka dari kasus Bibit-Chandra.
Dari kasus ini dapat kita ambil kasus yang penting bahwa teknologi komunikasi dapat membantu suatu masalah agar tampak lebih meyakinkan. Tetapi yang terjadi saat ini banyak petinggi – petinggi negara memanfaatkan teknologi ini untuk menyesatkan kebenaran dan membentuk opini publik yang salah. Entah benar atau tidak tetapi pada saat ini kasus – kasus yang terungkap pada saat sekarang ini lebih cenderung untuk mengadilinya pada media – media yang ada. Seperti media cetak dan elektronik,seperti mengadakan konfrensi pers agar membentuk opini publik. Kenapa tidak diselesaikan pada pengadilan yang bersih dan jujur agar masalah seperti ini tidak berlangsung kembali dan mengembalikan citra penegak hukum di Indonesia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar