1. Patuhilah peraturan lalu lintas di jalan tol
2. Dilarang menginjak rumput di lapangan ini
3. Hormatilah pemakai jalan raya bogor
4. Terima kasih telah membayar pajak tepat waktu
5. Bayarlah listrik pada tanggal penentuan bayarnya
Minggu, 29 November 2009
Kalimat baik dan benar
1. Ia berbicara mengenai hasil ujian akhir anaknya
2. Budi tinggal di Jakarta sejak ayhnya meninggal
3. Andi baru saja membeli laptop di pameran laptop yang bertempat di JCC
4. Ani sedang membeli bunga mawar di pasar bunga
5. Ayah sedang membetulkan meja yang rusak
2. Budi tinggal di Jakarta sejak ayhnya meninggal
3. Andi baru saja membeli laptop di pameran laptop yang bertempat di JCC
4. Ani sedang membeli bunga mawar di pasar bunga
5. Ayah sedang membetulkan meja yang rusak
Kamis, 19 November 2009
Teknologi Informasi untuk menyelesaikan masalah atau menyesatkan masalah.
Pada saat ini sedang berlangsung masalah yang sangat rumit yang dihadapi bangsa ini. Baru – baru ini terjadi masalah yang melibatkan beberapa instansi penegak hukum di Indonesia. Yang diantaranya terlibatnya mantan ketua KPK Antasari Azhar yang baru – baru ini kasusnya diangkat kembali. Karena pengakuan dari salah satu mantan petinggi POLRI yaitu Wiliardi W. Dalam sidang yang berlangsung belum lama ini, beliau bersaksi bahwa dirinya didesak oleh beberapa petinggi dari POLRI yang salah satunya adalah KAPOLRI Jend.Bambang Hendarso. Dalam pengakuannya dirinya didesak agar mengkambinghitamkan ketua KPK yang saat itu dipimpin oleh Antasari Azhar agar disalahkan dari kasus yang sedang berkembang pada saat itu dan dia juga mengatakan bahwa terdapat bukti yang kuat kenapa dirinya mengungkapkan hal itu,ia mengatakan bahwa KAPOLRI mengeluarkan BAP yang isinya menyebutkan kurang lebih untuk mengkambinghitamkan antasari dalam kasus Nasudin Zulkarnaen. Di skenario itu antasari dijebak agar disalahkan dalam kasus Nasrudin Zulkarnaen. Yang dibunuh pada saat almarhum sedang dalam perjalanan pulang dari tempat beliau bermain golf. Ia dibunuh oleh dua orang yang terungkap akhir – akhir ini diketahui bahwa mereka adalah mantan anggota polisi. Ini semakin membuktikan persepsi dari masyarakat bahwa ada yang salah dari instansi penegak hukum yang sudah lama berdiri ini. Pada sidang yang dihadiri juga oleh antasari itu wiliardi mengatakan statmen yang membuat antasari sendiri terkejut dan menangis. Setelah persidangan yang berlangsung lama tersebut kapolri beserta seluruh staff nya mengadakan konfrensi pers di marks besar mereka, mereka mengatakan bahwa apa yang dikatakan Wiliardi itu tidak benar dan hanya omongan kosong belaka. Mereka pun berdalih bahwa mereka mempunyai bukti – bukti untuk memperkuat statmen mereka tersebut.
Selang beberapa jam mereka mengadakan konfrensi pers kembali yang menampilkan beberapa bukti bahwa mereka tidak mendesak Wiliardi apalagi menyuruh agar Wiliardi menjebak Antasari. Mereka memperdengarkan rekaman suara yang membuktikan bahwa mereka tidak menjebak Antasari . Tetapi dalam rekaman itu terdapat sesuatu yang janggal, yaitu rekaman yang diperdengarkan dalam konfrensi pers tersebut adalah potongan – potongan dari rekaman yang asli. Jika mereka benar kenapa harus memperdengarkan potongan –potongan rekaman kenapa tidak rekaman aslinya yang diperdengarkan. Selang beberapa waktu Tim 8 pun bergerak untuk mengumpulkan beberapa bukti – bukti yang menguatkan kesimpulan mereka dari kasus Bibit-Chandra.
Dari kasus ini dapat kita ambil kasus yang penting bahwa teknologi komunikasi dapat membantu suatu masalah agar tampak lebih meyakinkan. Tetapi yang terjadi saat ini banyak petinggi – petinggi negara memanfaatkan teknologi ini untuk menyesatkan kebenaran dan membentuk opini publik yang salah. Entah benar atau tidak tetapi pada saat ini kasus – kasus yang terungkap pada saat sekarang ini lebih cenderung untuk mengadilinya pada media – media yang ada. Seperti media cetak dan elektronik,seperti mengadakan konfrensi pers agar membentuk opini publik. Kenapa tidak diselesaikan pada pengadilan yang bersih dan jujur agar masalah seperti ini tidak berlangsung kembali dan mengembalikan citra penegak hukum di Indonesia ini.
Pada saat ini sedang berlangsung masalah yang sangat rumit yang dihadapi bangsa ini. Baru – baru ini terjadi masalah yang melibatkan beberapa instansi penegak hukum di Indonesia. Yang diantaranya terlibatnya mantan ketua KPK Antasari Azhar yang baru – baru ini kasusnya diangkat kembali. Karena pengakuan dari salah satu mantan petinggi POLRI yaitu Wiliardi W. Dalam sidang yang berlangsung belum lama ini, beliau bersaksi bahwa dirinya didesak oleh beberapa petinggi dari POLRI yang salah satunya adalah KAPOLRI Jend.Bambang Hendarso. Dalam pengakuannya dirinya didesak agar mengkambinghitamkan ketua KPK yang saat itu dipimpin oleh Antasari Azhar agar disalahkan dari kasus yang sedang berkembang pada saat itu dan dia juga mengatakan bahwa terdapat bukti yang kuat kenapa dirinya mengungkapkan hal itu,ia mengatakan bahwa KAPOLRI mengeluarkan BAP yang isinya menyebutkan kurang lebih untuk mengkambinghitamkan antasari dalam kasus Nasudin Zulkarnaen. Di skenario itu antasari dijebak agar disalahkan dalam kasus Nasrudin Zulkarnaen. Yang dibunuh pada saat almarhum sedang dalam perjalanan pulang dari tempat beliau bermain golf. Ia dibunuh oleh dua orang yang terungkap akhir – akhir ini diketahui bahwa mereka adalah mantan anggota polisi. Ini semakin membuktikan persepsi dari masyarakat bahwa ada yang salah dari instansi penegak hukum yang sudah lama berdiri ini. Pada sidang yang dihadiri juga oleh antasari itu wiliardi mengatakan statmen yang membuat antasari sendiri terkejut dan menangis. Setelah persidangan yang berlangsung lama tersebut kapolri beserta seluruh staff nya mengadakan konfrensi pers di marks besar mereka, mereka mengatakan bahwa apa yang dikatakan Wiliardi itu tidak benar dan hanya omongan kosong belaka. Mereka pun berdalih bahwa mereka mempunyai bukti – bukti untuk memperkuat statmen mereka tersebut.
Selang beberapa jam mereka mengadakan konfrensi pers kembali yang menampilkan beberapa bukti bahwa mereka tidak mendesak Wiliardi apalagi menyuruh agar Wiliardi menjebak Antasari. Mereka memperdengarkan rekaman suara yang membuktikan bahwa mereka tidak menjebak Antasari . Tetapi dalam rekaman itu terdapat sesuatu yang janggal, yaitu rekaman yang diperdengarkan dalam konfrensi pers tersebut adalah potongan – potongan dari rekaman yang asli. Jika mereka benar kenapa harus memperdengarkan potongan –potongan rekaman kenapa tidak rekaman aslinya yang diperdengarkan. Selang beberapa waktu Tim 8 pun bergerak untuk mengumpulkan beberapa bukti – bukti yang menguatkan kesimpulan mereka dari kasus Bibit-Chandra.
Dari kasus ini dapat kita ambil kasus yang penting bahwa teknologi komunikasi dapat membantu suatu masalah agar tampak lebih meyakinkan. Tetapi yang terjadi saat ini banyak petinggi – petinggi negara memanfaatkan teknologi ini untuk menyesatkan kebenaran dan membentuk opini publik yang salah. Entah benar atau tidak tetapi pada saat ini kasus – kasus yang terungkap pada saat sekarang ini lebih cenderung untuk mengadilinya pada media – media yang ada. Seperti media cetak dan elektronik,seperti mengadakan konfrensi pers agar membentuk opini publik. Kenapa tidak diselesaikan pada pengadilan yang bersih dan jujur agar masalah seperti ini tidak berlangsung kembali dan mengembalikan citra penegak hukum di Indonesia ini.
Kriminalisasi KPK
Akhir – akhir ini tersiar kabar yang kurang sedap untuk bangsa ini. Dua instansi pemerintah yang bertugas untuk menghancurkan korupsi di negara ini bersitegang yaiut Polisi dan KPK. Penyebabnya terkuatnya adalah penangkapan dua wakil ketua non aktif KPK yaitu Bibit dan Chandra. Polisi menduga bahwa dua tersangka ini terlibat dalam suatu konspirasi yang menjerumus kearah korupsi. Untuk menghindari masalah yang lebih jauh maka presiden dibantu dengan tokoh – tokoh negara berinisiatif untuk membentuk suatu tim pencari fakta yang independen. Pada awal november tim tersebut terbentuk dengan mengikutsertakan Bapak Adnan Buyung Nasution sebagai ketua tim. Pada suatu konfrensi pers pada tanggal 30 Oktober, Kapolri menyatakan bahwa penangkapan ini tidak ada sangkut-pautnya dengan transkrip atau rekaman yang beredar,yang menyatakan keterlibatan pejabat tinggi di instansi kepolisian. Tetapi tanggapan itu disanggah langsung dengan rekaman yang diputarkan pada sidang MK yang terjadi pada tanggal 3 November kemarin. Didalam rekaman itu terdengar jelas beberapa pejabat tinggi negara terlibat pada kasus itu antara lain mantan jaksa agung muda,dan juga Kabareskrim Polri. Dan juga beberapa nama – nama lain seperti Anggoro. Maka pada malam itu juga TPF(Tim Pencari Fakta) meminta pada kapolri untuk menangguhkan penahanan untuk Bibit dan Chandra.
Pada tanggal 4 November kemarin Irjen Polisi Nanang mengadakan konfrensi pers untuk menjelaskan permasalahan yang berkembang. Dia menjelaskan bahwa anggodo yangmerupakan adik dari buronan polisi yaitu Anggoro,masih berstatus saksi karena belum mendapatkan bukti untuk menetapkan nggodo sebagai tersangka. Padahal sehari sebelumnya Anggodo telah berbicara kepada publik yang menyatakan bahwa benar ada anggota kepolisian yang membantu kasus ini. Dalam arti lain Anggodo telah mempermalukan instansi kepolisian tersebut. Tetapi dalam konfrensi pers tersebut ada satu kalimat yang membuat penulis terheran –heran. Yaitu pernyataan Irjen Polisi yang menyebutkan “Makanya tadi saya sudah bilang kalau benar itu belum tentu adil”.
Akhir – akhir ini tersiar kabar yang kurang sedap untuk bangsa ini. Dua instansi pemerintah yang bertugas untuk menghancurkan korupsi di negara ini bersitegang yaiut Polisi dan KPK. Penyebabnya terkuatnya adalah penangkapan dua wakil ketua non aktif KPK yaitu Bibit dan Chandra. Polisi menduga bahwa dua tersangka ini terlibat dalam suatu konspirasi yang menjerumus kearah korupsi. Untuk menghindari masalah yang lebih jauh maka presiden dibantu dengan tokoh – tokoh negara berinisiatif untuk membentuk suatu tim pencari fakta yang independen. Pada awal november tim tersebut terbentuk dengan mengikutsertakan Bapak Adnan Buyung Nasution sebagai ketua tim. Pada suatu konfrensi pers pada tanggal 30 Oktober, Kapolri menyatakan bahwa penangkapan ini tidak ada sangkut-pautnya dengan transkrip atau rekaman yang beredar,yang menyatakan keterlibatan pejabat tinggi di instansi kepolisian. Tetapi tanggapan itu disanggah langsung dengan rekaman yang diputarkan pada sidang MK yang terjadi pada tanggal 3 November kemarin. Didalam rekaman itu terdengar jelas beberapa pejabat tinggi negara terlibat pada kasus itu antara lain mantan jaksa agung muda,dan juga Kabareskrim Polri. Dan juga beberapa nama – nama lain seperti Anggoro. Maka pada malam itu juga TPF(Tim Pencari Fakta) meminta pada kapolri untuk menangguhkan penahanan untuk Bibit dan Chandra.
Pada tanggal 4 November kemarin Irjen Polisi Nanang mengadakan konfrensi pers untuk menjelaskan permasalahan yang berkembang. Dia menjelaskan bahwa anggodo yangmerupakan adik dari buronan polisi yaitu Anggoro,masih berstatus saksi karena belum mendapatkan bukti untuk menetapkan nggodo sebagai tersangka. Padahal sehari sebelumnya Anggodo telah berbicara kepada publik yang menyatakan bahwa benar ada anggota kepolisian yang membantu kasus ini. Dalam arti lain Anggodo telah mempermalukan instansi kepolisian tersebut. Tetapi dalam konfrensi pers tersebut ada satu kalimat yang membuat penulis terheran –heran. Yaitu pernyataan Irjen Polisi yang menyebutkan “Makanya tadi saya sudah bilang kalau benar itu belum tentu adil”.
Rabu, 18 November 2009
Perjalanan Mudikku
Hari raya Idul Fitri tahun ini kami sekeluarga saya,ibu,dan juga ke tiga kakakku mudik kekampung halaman nenekku yaitu ibu dari ayahku. Kami mudik kekota Yogyakarta tepatnya didesa Gunung Kidul. Kami sekeluarga berangkat mudik dengan menggunakan kereta api dari stasiun Gambir,Jakarta.Kami berangkat pada H-3 idul fitri. Suasana disana sangat ramai banyak para calon pemudik lain yang menunggu di stasiun. Bahkan ada juga calon pemudik yang menunggu dari beberapa hari sebelumnya. Sehingga mereka harus menginap di stasiun. Para calo pun berkeliaran disana guna mencari calon pemudik yang tidak mendapatkan tiket. Padahal kami berencana dengan kami berangkat pada H-3 untuk mencegah banyaknya para pemudik lain yang berangkat sehingga kami tidak kehabisan tiket dan juga agar kami sekeluarga dapat merayakan Idul Fitri di kampung halaman tempat nenek tinggal. Setelah mengantri sekian lama akhirnya kami pun mendapatkan tiket untuk berangkat ke kampung halaman nenek. Dalam perjalanan ke Yogyakarta di stasiun Gambir, di stasiun gambir kami berdesak – desakan, tetapi tidak dikeretanya karena kakak ku memesan tiket Agro Bromo, dalam perjalanan kami sangat nyaman dan menyenangkan.
Setelah sampai didesa,nenek menyambut kami dengan senyuman lebar dan langsung memeluk kami secara bergantian. Setelah itu kami dipersilahkan masuk ke dalam rumah untuk beristirahat melepas lelah sambil menunggu saat berbuka puasa tiba. Nenek ternyata telah menyiapkan menu buka puasa yang spesial buat kami yaitu makanan khas dari yogyakarta yaitu Gudeg. Akhirnya tak terasa datang juga adzan maghrib n waktunya untuk berbuka puasa. Kami sekeluarga duduk satu meja dengan nenek dan juga anak nenek yang tak lain adalah tante dan pamanku.
Kami sekeluarga sangat lahap menyantap makanan yang telah ada di meja makan. Sampai akhirnya makanan yang ada dimeja telah habis tidak bersisa sama sekali. Selama 3 hari di yogyakarta saya dan keluargaku diajak untuk berkeliling kota yogyakarta, dari tempat makan, belanja, rekreasi, prambanan, parangteritis, malioboro, museum dan tak lupa kami juga mengunjungi keraton yogyakarta kami kunjungi. Saya sangat puas dan merasa sangat senang sekali bisa mudik sekaligus liburan di yogyakarta.
Hari lebaranpun tiba , kami sekeluarga dan juga nenek, tante dan paman pergi untuk sholat ied di Masjid Agung Yogyakarta yang berada dekat dengan alun – alun Yogyakarta. Setelah kami sampai disana ternyata masjid sudah dibanjiri oleh warga sekitar yogyakarta yang ingin menunaikan sholat ied di Masjid Agung Yogyakarta. Sholat berjalan dengan khusu dan tertib. Setelah selesai sholat saya pulang kerumah, dirumah kami melakukan adat yang tidak pernah dilupakan yaitu tradisi bersalam – salaman untuk meminta maaf, dimulai dari ibu,nenek,tante,paman, dan ke tiga kakakku,lalu bergantian dengan kakak – kakakku.
Karena nenekku adalah orang yang paling tua didaerah kampungku maka tetangga – tetangga berdatangan untuk bersilahturahmi dengan nenek dan keluargaku. Ada juga saudara – saudaraku yang lain juga berkumpul di rumah nenek. Ada yang dari satu daerah ada juga yang dari luar kota. Mereka berkumpul menjadi keluarga besar di rumah nenek. Dan tak lupa ada tradisi yang sangat saya tunggu yaitu tradisi membagikan uang sebagai imbalan karena kami sudah berpuasa 1 bulan lamanya. Dan saya pun beruntung menjadi anak yang terakhir karena saya mendapatkan bagian yang lebih besar dibandingkan yang lainnya. Setelah itu kami langsung pergi ke pemakaman tempat dimana kakekku disemayamkan. Setelah kami sampai di kuburan kakek, kami langsung memanjatkan doa untuknya agar arwah dan amal ibadah nya diterima di sisi ALLAH SWT. Setelah selesai kami pun berkeliling kembali.
Pada H+1, tidak terasa idul fitri pun telah lewat, maka kami sekeluarga bersiap – siap untuk kembali ke Jakarta karena kakak punya kesibukan kerja yang tidak bisa ditinggal terlalu lama sedangkan saya juga sudah harus bersiap kembali masuk kuliah. Kami memang berencana kembali ke Jakarta lebih awal dari orang – orang pada umumnya untuk menghindari arus balik yang diprediksi akan terjadi pada H+3.
Setelah semua barang – barang kami selesai dimasukkan ke bagasi didalam bis yang akan kami tumpangi, lalu kami pun berpamitan kepada nenek, tante dan paman. Nenekku meneteskan air mata sambil memeluk kami satu per satu ketika kami berpamitan kepadanya. Nenek juga berpesan kepadaku agar menjadi anak yang sholeh, pintar dan dapat membanggakan orangtua. Nenek juga berharap kami sekeluarga diberikan kesehatan agar tahun depan kami bisa berkunjung kembali ke kampung halaman nenek yaitu di Yogyakarta.
Ini adalah mudik dan juga sekaligus liburan yang sangat menyenangkan bagiku. Semoga tahun depan saya dan keluargaku bisa mudik ke kampung nenek lagi. Aku tak sabar menanti hari itu datang.
Hari raya Idul Fitri tahun ini kami sekeluarga saya,ibu,dan juga ke tiga kakakku mudik kekampung halaman nenekku yaitu ibu dari ayahku. Kami mudik kekota Yogyakarta tepatnya didesa Gunung Kidul. Kami sekeluarga berangkat mudik dengan menggunakan kereta api dari stasiun Gambir,Jakarta.Kami berangkat pada H-3 idul fitri. Suasana disana sangat ramai banyak para calon pemudik lain yang menunggu di stasiun. Bahkan ada juga calon pemudik yang menunggu dari beberapa hari sebelumnya. Sehingga mereka harus menginap di stasiun. Para calo pun berkeliaran disana guna mencari calon pemudik yang tidak mendapatkan tiket. Padahal kami berencana dengan kami berangkat pada H-3 untuk mencegah banyaknya para pemudik lain yang berangkat sehingga kami tidak kehabisan tiket dan juga agar kami sekeluarga dapat merayakan Idul Fitri di kampung halaman tempat nenek tinggal. Setelah mengantri sekian lama akhirnya kami pun mendapatkan tiket untuk berangkat ke kampung halaman nenek. Dalam perjalanan ke Yogyakarta di stasiun Gambir, di stasiun gambir kami berdesak – desakan, tetapi tidak dikeretanya karena kakak ku memesan tiket Agro Bromo, dalam perjalanan kami sangat nyaman dan menyenangkan.
Setelah sampai didesa,nenek menyambut kami dengan senyuman lebar dan langsung memeluk kami secara bergantian. Setelah itu kami dipersilahkan masuk ke dalam rumah untuk beristirahat melepas lelah sambil menunggu saat berbuka puasa tiba. Nenek ternyata telah menyiapkan menu buka puasa yang spesial buat kami yaitu makanan khas dari yogyakarta yaitu Gudeg. Akhirnya tak terasa datang juga adzan maghrib n waktunya untuk berbuka puasa. Kami sekeluarga duduk satu meja dengan nenek dan juga anak nenek yang tak lain adalah tante dan pamanku.
Kami sekeluarga sangat lahap menyantap makanan yang telah ada di meja makan. Sampai akhirnya makanan yang ada dimeja telah habis tidak bersisa sama sekali. Selama 3 hari di yogyakarta saya dan keluargaku diajak untuk berkeliling kota yogyakarta, dari tempat makan, belanja, rekreasi, prambanan, parangteritis, malioboro, museum dan tak lupa kami juga mengunjungi keraton yogyakarta kami kunjungi. Saya sangat puas dan merasa sangat senang sekali bisa mudik sekaligus liburan di yogyakarta.
Hari lebaranpun tiba , kami sekeluarga dan juga nenek, tante dan paman pergi untuk sholat ied di Masjid Agung Yogyakarta yang berada dekat dengan alun – alun Yogyakarta. Setelah kami sampai disana ternyata masjid sudah dibanjiri oleh warga sekitar yogyakarta yang ingin menunaikan sholat ied di Masjid Agung Yogyakarta. Sholat berjalan dengan khusu dan tertib. Setelah selesai sholat saya pulang kerumah, dirumah kami melakukan adat yang tidak pernah dilupakan yaitu tradisi bersalam – salaman untuk meminta maaf, dimulai dari ibu,nenek,tante,paman, dan ke tiga kakakku,lalu bergantian dengan kakak – kakakku.
Karena nenekku adalah orang yang paling tua didaerah kampungku maka tetangga – tetangga berdatangan untuk bersilahturahmi dengan nenek dan keluargaku. Ada juga saudara – saudaraku yang lain juga berkumpul di rumah nenek. Ada yang dari satu daerah ada juga yang dari luar kota. Mereka berkumpul menjadi keluarga besar di rumah nenek. Dan tak lupa ada tradisi yang sangat saya tunggu yaitu tradisi membagikan uang sebagai imbalan karena kami sudah berpuasa 1 bulan lamanya. Dan saya pun beruntung menjadi anak yang terakhir karena saya mendapatkan bagian yang lebih besar dibandingkan yang lainnya. Setelah itu kami langsung pergi ke pemakaman tempat dimana kakekku disemayamkan. Setelah kami sampai di kuburan kakek, kami langsung memanjatkan doa untuknya agar arwah dan amal ibadah nya diterima di sisi ALLAH SWT. Setelah selesai kami pun berkeliling kembali.
Pada H+1, tidak terasa idul fitri pun telah lewat, maka kami sekeluarga bersiap – siap untuk kembali ke Jakarta karena kakak punya kesibukan kerja yang tidak bisa ditinggal terlalu lama sedangkan saya juga sudah harus bersiap kembali masuk kuliah. Kami memang berencana kembali ke Jakarta lebih awal dari orang – orang pada umumnya untuk menghindari arus balik yang diprediksi akan terjadi pada H+3.
Setelah semua barang – barang kami selesai dimasukkan ke bagasi didalam bis yang akan kami tumpangi, lalu kami pun berpamitan kepada nenek, tante dan paman. Nenekku meneteskan air mata sambil memeluk kami satu per satu ketika kami berpamitan kepadanya. Nenek juga berpesan kepadaku agar menjadi anak yang sholeh, pintar dan dapat membanggakan orangtua. Nenek juga berharap kami sekeluarga diberikan kesehatan agar tahun depan kami bisa berkunjung kembali ke kampung halaman nenek yaitu di Yogyakarta.
Ini adalah mudik dan juga sekaligus liburan yang sangat menyenangkan bagiku. Semoga tahun depan saya dan keluargaku bisa mudik ke kampung nenek lagi. Aku tak sabar menanti hari itu datang.
Langganan:
Postingan (Atom)